Muhammad Saufi Ginting, Pegiat Literasi Baca Tulis Sumatera Utara, Harum Namanya
Ketika berselancar di dunia media sosial sering kali sebuah postingan muncul di luar prediksi. Seolah postingan tersebut bisa membaca pikiran saya. Di belakang hari, saya baru tahu bahwa itu adalah peranan sebuah teknologi. Ia seolah mampu membaca kegelisahan. Apa yang menjadi keinginan hati untuk terus bergerak di dunia literasi.
Seperti hari ini, ketika membaca kembali jejak perjalanan di media sosial untuk mencari inspirasi menulis, hati saya terketuk untuk melihat list penerima SATU Indonesia Awards Nasional tahun 2021, yakni Pak Muhammad Saufi Ginting, seorang individu yang gegas bergerak di bidang pendidikan berasal dari Sumatera Utara.
Kuntum rindu itu memecah
Serpihannya menerpa kisah
Menusuk jejak keruh
Maka lahirlah anugerah
Bergeraklah, raya
Dari doa-doa amanah
Ini adalah petikan kalimat penuh makna yang ditulis sang pegiat literasi berwajah teduh itu. Ia seorang yang benar-benar berdedikasi pada dunia literasi. Ini terlihat dari hadirnya Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Azka yang berlokasi di Siumbut-Umbut Kisaran Timur Kabupaten Asahan Sumatera Utara.
Apakah TBM tersebut dibangun di lahan khusus? Tidak, ternyata bangunan itu dirancang sedemikian apik di kediamannya sendiri. Rumah keluarga disulapnya sedemikina rupa hingga membuat pembaca cilik betah menghabiskan waktu mereka di ibukota kabupaten ini.
Terbukti, pada 03 November 2018, adik-adik dari TK Adzkia Qur’ani Kisaran memadati TBM Azka untuk memeriahkan kelas mendongeng. Sang pendongeng tak lain dan tak bukan adalah Om Azka, yakni Muhammad Saufi Ginting sendiri.
Kelas gratis ini merupakan kelas Mancakrida. TBM Azka sangat terbuka menyelenggarakan kelas mendongeng yang digabungkan dengan kegiatan outing class ini.
Antusiasme para peserta tak bisa menahan diri seorang Saufi menahan diri untuk terlarut dalam kegiatan yang ia cintai ini. Tawa dan terikan gembira pejuang-pejuang cilik mewarnai TBM Azka siang itu.
Kecintaan Saufi pada dunia literasi juga ia turunkan pada buah hatinya. Dalam sebuah kesempatan, beliau mengajak salah satu anandanya untuk melihat karya mural yang mengandung pesan-pesan edukasi. Bahkan terlihat sang anak termotivasi untuk menjadi salah satu profesi yang tergambar pada lukisan di dinding itu. Ini adalah salah satu mengenalkan literasi dengan cara menyenangkan.
Awal mula berdirinya TBM Azka yang lahir pada 2012 ini ternyata tak ada niat agar begini dan begitu. Siapa sangka pada 2018, enam tahun setelah kehadirannya, TBM Azka menjadi tempat yang menyenangkan bagi anak-anak ketika menghabiskan masa liburan.
Jalani, tekuni, ikhlaskan, inilah yang menjadi motivasi awal pendirian sehingga TBM Azka bisa menjadi seperti sekarang. Bahkan, pada 2019, Muhammad Saufi Ginting mendapatkan anugerah pegiat literasi dari Balai Bahasa Sumatera Utara (BBSU) dalam rangka menyambut bulan bahasa.
Gerak langkah TBM Azka tak berhenti sampai di sana. Selanjutnya, Saufi juga menginisiasi lahirnya kelas menulis Komunitas Penulis Muda Asahan (Kompimas) yang digelar setiap pukul 10.00 WIB di hari Ahad. Kegiatan Kompimas ini memiliki agenda rutin menceritakan kembali buku bacaan yang telah dibaca pada pekan sebelumnya. Sungguh terobosan yang sangat patut diapresiasi sebab beliau ingin menggaungkan amunisi yang harus dimiliki seorang calon penulis masa depan, yakni harus ada yang dibaca, ada pula yang didengar.
Selain bergiat di TBM Azka, Saufi juga tak kenal lelah untuk terus menyuarakan semangat literasi. Terlihat pada beberapa kesempatan beliau mengadakan pertemuan dengan pegiat literasi dan sastra Asahan dan beberapa kabupaten./kota sekitar. Berfoto dan bercengkerama dengan hangat menunjukkan betapa rendah hatinya seorang Muhammad Saufi Ginting.
Meski kesibukan pegiat literasi ini terlihat tanpa jeda, tulisan-tulisan pegiat literasi ini tak pula jemu terbit di media cetak dan media sosialnya. Sungguh nyala energinya seolah tak kenal kata redup. Menyala, membakar siapa saja yang hadir membersamai perjalanannya.
Pada 12 Oktober kemarin saya berkesempatan menjadi narasumber di TBM Pelangi Ceria yang juga berlokasi di Asahan. Saat bercakap dengan sang pendiri, hati saya terkesiap saat beliau bercerita tentang semangatnya untuk mendirikan TBM.
“Saya belajar dari alm.Pak Saufi Ginting. Mungkin Ibu mengenalnya?”
Ya, pribadi hangat, santun dan bersahaja itu telah berpulang ke rahmatullah setahun yang lalu. Namun semangat literasi yang ia kobarkan terus menyala hingga kini. Semoga menjadi amal jariah tak putus bagi beliau.
Semangat Bersama, Berkarya, Berkelanjutan Muhammad Saufi Ginting dari Asahan, Sumatera Utara berhasil berlanjut hingga kini meski jasadnya telah membumi. Demi masa depan Indonesia yang berkelanjutan kita harus senantiasa semangat menyebarkan beragam karya dan kontribusi positif! (*)
#LFAAPADETIK2024