5 Cara Mudah Mengajari Anak Puasa
Anak boleh berpuasa ramadan setengah hari sesuai dengan kesanggupan mereka. Perlukah ibu marah terhadap situasi mengajari anak puasa ini? Apakah itu artinya ibu merasa gagal menanamkan pengertian bahwa puasa itu merupakan suatu kewajiban? Bagaimana mengajari anak puasa? Melatih anak puasa umur berapa?
Tentu tidak, ya, Sahabat. Anak memang sedang berada dalam fase belajar berpuasa. Perlahan, ia akan terbiasa seiring bertambahnya usia dan pemahaman akan ilmu agama. Ini saatnya kita sebagai orang tua harus mendampingi proses ini tanpa perlu merasa insecure bahwa kita telah gagal.
Omar Jaber, MD, seorang akademisi pediatri di Baylor College of Medicine mengatakan bahwa anak membutuhkan lebih banyak cairan dan sumber energi untuk menjaga kesehatan tubuh, terutama untuk perkembangan otak. Jika anak tidak segera diberi kalori, glukosa sebagai sumber energi utama yang ada di otak akan habis. Hal ini tentu berdampak kurang baik terhadap kesehatan anak, misalnya anak menjadi mudah marah, lemah dan lelah.
Mengajari Anak Puasa dengan Menyenangkan
Fakta ini memberikan gambaran lebih lanjut bahwa sebagai orang tua perlu mempertimbangkan hal-hal berikut saat ingin mengajari anak puasa di bulan ramadan pada anak.
1. Berikan Pemahaman
Ibu bisa menjelaskan pada anak mengapa mereka harus berpuasa di bulan ramadan. Ibu bisa memilih kata-kata yang dapat anak terima. Bisa pula membuat analogi, bahkan bisa menggunakan buku-buku cerita anak islami sebagai sarana menyampaikan nasihat agar lebih mengena.
2. Ajarkan Puasa Pada Usia Tepat
Dilansir dari Hello Sehat, mengajarkan anak berpuasa sebaiknya dilakukan saat anak menjelang pubertas, yakni sekitar usia 7 tahun. Usia ini juga termasuk usia sekolah, ya. Jadi anak bisa pula mendapatkan pelajaran dan informasi terkait puasa ramadan dari lingkungan sekolahnya.
Namun demikian, jika anak ingin belajar berpuasa sebelum usia ini itu tidak mengapa. Terpenting, orang tua selalu dalam posisi mendampingi. Persoalan anak berpuasa sesuai kesanggupannya, itu baiknya ditolerir, ya.
3. Senantiasa menjadi teladan
Anak adalah seorang peniru ulung. Sudah pernah mendengar kalimat ini, kan? Benar sekali, anak bisa belajar dari sikap orang tuanya, termasuk saat berpuasa.
Jadi posisi mendampingi di sini bisa memberikan jawaban sederhana terhadap apapun pertanyaan anak terkait puasa bisa pula dengan menunjukkan bagaimana berpuasa sebaiknya dilakukan. Apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan saat berpuasa. Semuanya tidak hanya dalam bentuk verbal tetapi juga perbuatan yang langsung dilihat anak.
4. Reward sebagai Penyemangat
Memuji dan memberikan sesuatu sebagai penyemangat juga bisa dilakukan agar anak semakin bersemangat berpuasa. Soal reward ini tak perlu dikhawatirkan. Perlahan, tetapi pasti anak akan mendapat pemahaman sesuai usianya nanti.
5. Isi dengan Aktivitas Seru
Untuk mengalihkan anak dari pandangan yang terus tertuju pada jam, ibu bisa mengajak anak bermain permainan seru. Sekarang banyak sekali video referensi yang bisa membantu ibu menemukan ide-ide aktivitas seru.
Berpuasa di bulan ramadan adalah suatu kewajiban bagi umat muslim. Belajar di waktu kecil ibarat mengukir di atas batu. Keputusan untuk mengajak anak berpuasa di usia dini adalah keputusan yang tepat.
Meskipun untuk mencapai agar anak dapat berpuasa penuh masih sangat panjang, itu tak mengapa. Ini adalah masanya anak belajar mengenali puasa, baik dari orang tua, lingkungan rumah dan sekolah.
Jika anak belum mampu berpuasa penuh, orang tua harus tetap teguh pada posisi mendampingi, mengarahkan, dan mengajari anak puasa. Dengan cara ini anak tidak akan stres dan bisa melaksanakan puasa dengan menyenangkan. Semoga bermanfaat, ya! (*)