Bubur Podas, Jajanan Khas Ramadan Tanjungbalai

Di kota kami ada yang unik setiap ramadan tiba. Ada satu masakan khas yang bisa jadi disebut jajanan khas yang hanya akan kita temukan di saat bulan puasa tiba. Yap! Itu adalah bubur pedas. Menurut dialek bahasa daerah Melayu Asahan disebut bubur podas.

Bubur podas ini cukup unik karena jika kita ingin menikmatinya di luar ramadan harus memesan kepada orang yang ahli membuatnya. Sahabat jangan membayangkan jika bubur ini punya rasa manis, ya. Sama seperti rasanya yang pedas, bubur ini terdiri dari umbi-umbian, kerang, ikan, dan beberapa bahan lain yang saya sulit menemukan namanya. Mungkin jika nanti sudah diketahui, saya akan perbarui postingan ini. 

Bagi sahabat yang tidak begitu menyukai rasa pedas, jangan khawatir karena level kepedasan bubur ini masih amat sangat bersahabat, kok.

Meski begitu, soal selera tentu urusan masing-masing, ya. Meski keluarga kami menyukainya, sahabat-sahabat saya justru banyak yang menolak untuk menjadikan bubur pedas sebagai jajanan khas ramadan mereka.

Ini, sih, sayur, bukan bubur,” komentar salah seorang dari mereka.

Kabarnya, dulu bubur podas ini hanya bisa dinikmati anggota kerajaan. Mungkin karena banyak dari isiannya yang juga baik bagi kesehatan. Resepnya juga rahasia. Di zaman sekarang, syukurlah ada resep turun temurun para penjual bubur podas itu. 

Salah satu yang menjadi pilihan kami namanya Bubur Podas Sofyan Sambas. Sstt, jika ditarik tutur kekeluargaan kami memang masih ada hubungan saudara, kok. Hehehe. Namun saya jadi langganan beli bubur podas di sini bukan karena hubungan saudara juga, lo, tepatnya karena rasanya lebih pas dengan lidah keluarga kami.

Setiap sore, jika saya dapat sif pagi selama ramadan, saya akan singgah ke warung bubur podas ini dan membawa 2 – 3 bungkus bubur. Di rumah, semua suka sih tapi karena kadang ada juga sajian berbuka yang lain, bubur podas yang saya bawa bisa bersisa dan ludes setelah salat tarawih. Alhamdulillah, bubur ini punya ketahanan luar biasa karena masih aman alias nggak basi meski dinikmati sekitar pukul 21.00 WIB.

Bubur podas ini mengandung banyak umbi-umbian sehingga bagi pencinta sayuran memang pas banget. Namun bisa jadi kurang disukai juga bagi mereka yang tidak begitu menyukai sayuran.

Di Balik Laris Bisnis Bubur Podas


tanjungbalai kota kerang

Dari bubur podas ini, kita juga bisa melihat ada nilai bisnis yang menyertainya, lo. Soalnya, setiap pukul 04.00 WIB sore ketika saya membeli bubur podas, sang pedagang sudah membuka panci kedua soalnya panci pertama yang besar itu sudah ludes isinya!

1. Jangan Abaikan Resep Keluarga


Jika sahabat memiliki resep keluarga, entah makanan atau minuman, jangan malas buat belajar lebih detail. Karena bisa jadi resep ini sungguh sangat bisa membantu kehidupan kita di masa yang akan datang. Jangan sungkan tanya ini itu meski kesannya memang kepo banget. Namun kalau nanya sama keluarga sendiri kan aman, ya.

2. Jaga Keramahan Kepada Pelanggan


sikap ini memang penting banget sih. Nggak hanya bagi penjual tapi bagi semua orang. Jangan sampai karena sikap nggak bersahabat pembeli malah pergi. Seperti penjual bubur podas ini. Walaupun bubur sudah dibanderol seharga sepuluh ribu per bungkus, saat ada pembeli yang memohon beli lima ribu saja, saya lihat penjualnya tetap mau membungkuskan. Ini dilakukan tanpa kata-kata menyakitkan, ya.

3. Fokus pada Dagangan


Kalau ini bisa jadi trik laris dan biar rezeki terbagi-bagi, ya. Bubur Podas Sofyan Sambas ini memang menyediakan satu menu saja. Jadi jika sahabat ada yang mampir ke Tanjungbalai dan singgah ke kios ini, jangan cari menu lain, ya. Namun jangan khawatir karena banyak warung pedagang aneka makanan dan minuman lain di sekitarnya, kok.

Demikian cerita tentang bubur podas yang menjadi jajanan khas ramadan di Tanjungbalai, Sumatera Utara. Sahabat tertarik mencicipinya, nggak? Yuk, main ke Tanjungbalai si Kota Kerang. Eh, boleh dong berbagi cerita jajanan khas ramadan di daerah sahabat juga! (*)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url