Support System of Blogging Terbaik ala Rekam Jejak Sang Pemimpi
Support System of Blogging Terbaik ala Rekam Jejak Sang Pemimpi - Jika membahas tentang support system sebagai blogger, tentu jawaban saya akan sangat bervariasi. Selain diri sendiri yang sudah mau bertumbuh sejauh ini. Rela mengurangi jam istirahat untuk semua yang bermula dari kata hobi masih ada deretan lain yang juga membersamai.
Serba-Serbi Terjun ke Dalam Dunia Blogging
Tepatnya di 2020, saya masih belum menemukan jawaban mengapa orang-orang begitu betah membagikan kisah mereka di blog. Apakah blog semacam diary. Apakah privasi sudah tidak ada lagi sebab setahu saya di masa remaja diary selalu dalam keadaan terkunci rapi.
Baru kemudian pelan-pelan saya menyadari bahwa yang namanya privasi tentu saja akan selalu ada ruangnya. Namun ada ruang lain yang ternyata lewat curcolan kita bisa terbuka. Ruang itu disebut berbagi.
Lewat kisah kita ada kisah lain yang seolah mendapatkan jawaban atas permasalahan. Lewat ocehan kita ada silaturahmi yang dingin kembali menghangat. Dan lewat ocehan kita pula ada kobar semangat yang kembali dalam menjemput impian. Dalam Islam, memudahkan urusan orang lain pun punya ganjaran kebaikan buat sang penyebar, bukan?
Akhirnya perjalanan ngeblog dimulai pasca berkenalan dengan komunitas ngeblog. Di sana para peserta mesti menulis artikel per hari di blog masing-masing. Padahal saat itu masih ada platform sosial media. Namun mungkin memang begitu sudah jalan ceritanya, saya tertarik untuk mengisi blog yang sudah ada sejak 2013, tetapi hanya berisikan dokumentasi karya yang dimuat di media dan beberapa tips ringan terkait penulisan.
Nah, sejak 19 - 25 Oktober ini saya yang tergabung dalam Kumpulan Emak2 Blogger (KEB) yang juga mengadakan tantangan menulis, tak boleh ketinggalan ikut mengambil peran. Wajib ikutan, lo!
Komunitas memang menjadi salah satu support system sehingga saya menemukan jawaban di balik pertanyaan terkait blogging dan menjadi alasan pula postingan blog update :D
Dunia Blogging Butuh Support System?
Tentu. Saya menyadari hal ini secara perlahan. Mulanya berasal dari diri yang tentu saja, apakah mau meninggalkan atau mengurangi zona nyaman dan berkutat dengan ketikan, bacaan, dan riset penulisan?
Lalu beranjak pada support system dari keluarga. Apa saja contoh dukungan yang telah dilakukan keluarga tercinta bagi karier di dunia blogging?
Datang dan ambil bahan tulisan
Saya pernah mengikuti lomba menulis dan membutuhkan bahan untuk menulis. Berhubung adik saya sedang kuliah di kota Medan, saya meminta kesediaan untuk pergi ke lokasi wisata kuliner tersebut.
"Tenang, biaya akomodasi dan makan siap ditransfer," ucap saya memberi semangat.
Tentua adik saya tak kalah semangat.
"Siap, Kak! Kapan adik bisa ke sana, Kak?"
Sekarang malah dia yang lebih bersemangat dibandingkan saya.
Sesampainya di lokasi tentu saja saya minta banyak sekali. Foto ini foto itu. Eh, angle fotonya kurang pas, ulang dulu. Jangan langsung makan pesanan, foto yang cakep. Dan masih banyak lainnya. Hahaha.
Tapi adik saya nggak kapok, kok. Malah nagih katanya kapan ada 'job' bikin kenyang lagi. Dasar!
Alhasil saya jadi juga ikutan lomba karena bahan tulisan sudah lengkap.
Bagaimana jika adik saya tidak berkenan? Tentu akan lain lagi ceritanya. Support system dalam ngeblog, ini salah satunya.
Laptop bermasalah nggak jadi masalah
Kejadian ini baru banget seminggu yang lalu. Laptop Lenovo saya harus segera di upgrade dari penggunaan HHD menjadi SSD biar performa lebih oke, begitu keterangan yang saya dapatkan dari petugas servis Lenovo di Lenovo Service Center Medan.
Tapi itu artinya saya harus terpisah dari yang namanya peralatan tempur hasilkan cuan dari tulisan itu dalam jangka waktu beberapa hari. Padahal, tugas nulis lagi alhamdulillah juga. Syukurlah adik saya memberikan alternatif. Katanya, ia sedang tidak menggunakan laptop, bolehlah saya pakai dahulu.
Btw, saya sudah 'pinter' sinkronisasi akun gmail, sehingga walaupun berpindah perangkat, saya tetap bisa berkarya secara online dengan settingan google chrome di laptop Lenovo yang sedang istirahat.
Alhamdulillah, tugas saya bisa diselesaikan satu per satu. Nggak perlu khawatir juga karena fail di laptop sudah diamankan oleh harddisk yang saya beli beberapa bulan lalu.
Ambil foto untuk dokumentasi
Sepertinya ini adalah hal yang sering saya mintakan pada adik. Berhubung kamera hape saya kurang mendukung, saya selalu minta bantuannya untuk mengambilkan foto produk yang akan saya bikin tulisan reviewnya.
Menunda memberi bantuan
Seringkali deadline tulisan saya bersamaan dengan kesibukan di rumah. Alhamdulillah, Mama saya sudah mengetahui kesibukan saya di dunia blogging. Jadi, saya boleh menunda memberi bantuan lalu mengejar deadline. Setelahnya, tentu saja harus segera membantu. Tak jarang Mama mengingatkan saat melihat saya terlalu banyak rebahan. Hahaha.
Semangat tiada habis
Ada kalanya saya merasa letih dan kesibukan rutinitas dunia pekerjaan dan merasa butuh istirahat lebih.
Saat itulah adik saya bertanya kira-kira berapa penghasilan dari dunia menulis, khususnya blogging.
Entah mengapa saat bicara cuan, semangat yang sempat lindap kembali up.
Saya jadi mikir ulang, waktu rebahan yang telah terpakai sekian waktu ini harusnya bisa dimaksimalkan untuk menjaga kesehatan blog, misalnya audit blog.
Pernah temen blogger yang sudah senior menyatakan bahwa ngeblog bukan hanya tentang tulis dan posting, tetapi juga apakah blog sehat dan mampu bersaing di lamna mesin pencari.
Tanpa support system saya tidak yakin mampu bertahan sejauh dan lebih jauh lagi dalam dunia blogging ini. Apalagi sesuai dengan zoon politicon yang pernah dikemukakan oleh Aristoteles, kita sebagai individu yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain, ya, kan?
Ungkapan yang Tak Jarang Memberi Kesempatan Sendu Menghampiri
Sahabat, dalam perjalanan ngeblog itu tak selalu mulus, lo. Selain deretan lain yang berkaitan dengan aktivitas ngeblog itu sendiri, masih ada yang berasal dari ucapan seseorang.
“Kamu enak masih sendiri, banyak waktu luang untuk menulis.”
Yakinkah dengan keadaan ini lebih produktif dibandingkan sudah berkeluarga? Mungkin yang punya kesimpulan belum berkenalan dengan teman-teman saya di dalam dunia kepenulisan yang berasal dari latar belakang beragam profesi. juga menjadi ibu rumah tangga yang tentunya punya fokus penuh pada keluarga, tetapi bisa menghasilkan banyak karya luar biasa seolah tak ada habisnya.
Menjadi perempuan dan menjalani banyak amanah dalam satu waktu bukan milik satu individu. Banyak individu lain di luar sana yang bisa tetap berkarya, tetap bisa memberikan cinta pada keluarga dan tentu saja tetap bisa memberi manfaat bagi sekitar. Saya sudah berkenalan dengan pribadi seperti itu.
Jadi jika ungkapan seperti di atas pernah menghampiri indera pendengaran sahabat, jangan gundah dan memutuskan berhenti saja, ya. Kita hanya boleh jeda sejenak, lakukan perenungan, lalu melangkah lebih kencang dibandingkan sebelumnya.
Mereka hanya belum berkenalan dengan sosok seperti itu. Karena itu kesimpulan yang didapatkan hanya berdasarkan pantauan diri dan lingkungan terdekat.
Kita pun juga bisa mengambil pelajaran dari hal itu. Jika mereka yang berkutat dengan sejumlah rutinitas bisa terus membawa manfaat lewat tulisan, khususnya blogging, harusnya kita bisa juga mensejajari minimal. Saat update blog dilakukan secara konsisten di tengah kesibukan luar biasa, harusnya kita bisa juga, kan? Beruntung ada support system yang senantiasa menguatkan kita.
Penutup
Support system dalam dunia blogging macam-macam sumbernya, ada yang internal dan eksternal. Perjalanan blogging ini sangat panjang dan jika mudah patah arang kita akan kehilangan semangat yang butuh waktu sangat lama untuk pulih. Bersama support system bisa jadi kita memberikan jarak pada aktivitas menulis, tetapi kemudian punya banyak alasan untuk kembali mengejar impian lewat blogging. Semangat terus, ya! (*)
#YukNgeblogLagi #NgeblogAsyikBarengKEB