Isu Perubahan Iklim, Gegas Gerak Muda-Mudi Bumi!
Sumpah Pemuda
Pertama,
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, Tanah Indonesia.
Kedua,
Kami Putra dan Putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia.
Ketiga,
Kami Putra dan Putri Indonesia, menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Sebagai orang muda sepertinya banyak amanah yang sudah tertuju pada kita, ya. Seperti sumpah pemuda pada 1928. Saat diucapkan dan digemakan, saya yakin banyak jiwa yang ikut hanyut saat meresapi maknanya.
Tentang perubahan iklim dan perlindungan hutan masih terus bergulir hingga saat ini. Bahkan istilah global warming sudah digantikan global boiling. Ini seolah mengaminkan apa yang dirasakan banyak orang saat ini. Saat kondisi cuaca sangat tidak bersahabat. Tak ada lagi kesejukan. Adanya terik di mana-mana. Tak lagi rasa panas, tetapi mendidih.
Sebagai seorang muda yang saat ini berada di rentang usia 30 tahunan, isu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan pun ikut menjadi perhatian. Lantas apa harapan yang diinginkan?
Tentu kami berharap besar akan adanya perubahan menuju hal yang lebih baik terhadap isu ini. Perubahan yang tentunya bisa pula berasal dari apa yang dapat kami lakukan selaku anak muda Indonesia.
SKELAS, Sentra Kreatif Lestari Siak yang Berkelas
Sebagai warga Indonesia yang tinggal di Pulau Sumatera saya begitu antusias ketika mengetahui bahwa di Siak, sebuah kota di Provinsi Riau yang dijuluki Kampung Istana ini terdapat sumbangsih anak muda dalam menjaga bumi. Mereka sukses mengembangkan inovasi produk lokal sehingga mewujudkan kelestarian alam dan budaya.
Dalam menjalankan program komunitas, SKELAS mengaku mengalami hambatan juga. Namun mereka dengan cerdas menjadi inkubator lokal bagi dinas pariwisata yang ingin membuat inkubasi bagi pelaku usaha ekonomi kreatif. Jadi, pendanaan bisa didapatkan dari pemerintah, sementara SKELAS bisa melancarkan program yang sudah disusun.
Fakta Kebakaran Lahan Gambut di Siak dan Usaha Ramah Gambut
Di Siak dan Riau, mulai 1997 banyak kebakaran hutan dan lahan gambut. Lalu bagaimana lahan gambut ini bisa tetap basah? Salah satunya adalah dengan melakukan campaign memproduksi produk yang potensi tanah gambut seperti sagu dan ikan gabus yang hidup di air di lahan gambut.
Mungkin terlihat sederhana, ya. Namun tentu saja bisa berdampak besar jika banyak anak muda yang melakukan hal yang sama, bukan?
KUBISA (Inkubasi Bisnis Lestari)
Produk yang dihasilkan adalah sirup Puan Pina, berasal dari nanas yang ternyata bisa dengan mudah hidup di lahan gambut dan dapat mencegah kebakaran hutan.
Sirup nanas memang biasa, tetapi bagaimana menjadikannya lebih istimewa? Yakni dengan mengemas sirup nanas dalam kaleng dan narasi, nanas yang cocok ditanam di lahan gambut dan bisa mencegah kebakaran hutan. Dan lagi, Puan Pina dihasilkan oleh kelompok wanita tani di Siak. Dua hal ini menjadi narasi produk Puan Pina.
Ada pula bolu kemojo yang dikenal sebagai panganan khas Melayu dari Riau. Biasanya bisa bertahan 1 3 hari saja. Bagaimana bisa lebih tahan lama sehingga bisa dijadikan oleh-oleh? Setelah melalui tahap inkubasi, sang pelaku usaha membuat tepung premix bolu kemojo sain rasa
Benarlah ucapan Bung Karno yang berbunyi, “Beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia.”
Fakta Perubahan Iklim
Setidaknya terdapat beberapa perubahan iklim yang dampaknya sangat nyata sekarang, yakni:
- Ternyata, pemanasan saat ini belum pernah terjadi dalam 10.000 tahun terakhir.
- Pengaruh aktivitas manusia terhadap pemanasan sistem iklim telah berkembang dari teori menjadi fakta.
- Informasi ilmiah yang diambil dari sumber alam (seperti inti es, batu, dan lingkaran pohon) dan dari peralatan modern (seperti satelit dan instrumen) semuanya menunjukkan tanda-tanda perubahan iklim telah terjadi.
- Banyak bukti yang menunjukkan adanya pemanasan global salah satunya kenaikan suhu global hingga mencairnya lapisan es.
Dampak Perubahan Iklim bagi Makhluk Hidup
Perubahan iklim terjadi karena interaksi antara komponen-komponennya dan faktor eksternal yang tentu akan menimbulkan dampak bagi masyarakat, seperti:
- Curah hujan tinggi
- Musim kemarau yang berkepanjangan
- Peningkatan volume air akibat mencairnya es di kutub
- Terjadinya bencana alam angin puting beliung
- Berkurangnya sumber air
Tangani Perubahan Iklim dan Lindungi Hutan
Selanjutnya, sebagai orang muda, apa yang bisa kita lakukan? Nggak mesti takut jika banyak orang yang bilang bahwa generasi sekarang generasi tiktok dan rebahan.
Bagaimana kalau kita generasi tiktok yang menyebarkan konten isu peduli bumi lewat aksi-aksi sederhana kita seperti, memilih berjalan kaki daripada naik angkutan pribadi, menggunakan kotak bekal, membawa tumbler dan tote bag dari rumah, serta mengurangi pemakaian tisu.
Bagaimana jika sambil rebahan pun kita bisa mengedit konten peduli lingkungan?
Solusi Atasi Isu Perubahan Iklim
Adalah sebuah kesadaran dan kesediaan untuk gegas bergerak bersama dalam aksi cinta lingkungan yang digagas di sekitar. Sebagai konten kreator di zaman digital, penyebaran isu perubahan iklim ini harusnya bisa lebih gencar lagi karena bermacam konten bisa dibuat dan disebarkan di banyak platform media.
Sahabat hijau lainnya punya cerita apa, nih, di kotanya? Yuk share mimpi kamu terhadap penanganan isu perubahan iklim dan perlindungan hutan! (*)
#UntukmuBumiku
#TeamUpForImpact
#MudaMudiBumi
#BersamaBergerakBerdaya
Sumber:
- Mengenal Perubahan Iklim, Faktor, dan Dampaknya. https://indonesiabaik.id/infografis/mengenal-perubahan-iklim-faktor-dan-dampaknya, diakses pada 31 Oktober 2023
- https://climate.nasa.gov/evidence/, diakses pada 31 Oktober 2023
- Online Gathering “Semangat Orang Muda Menjaga Bumi Indonesia. 20 Oktober 2023