Jaga Senyum Bumi, Bersama Selamatkan Paru-Paru Dunia
Hutan adalah paru-paru dunia. Seperti tubuh yang akan mengalami disfungsi jika terjadi kerusakan pada organ vital ini, begitupun dunia. Nggak mungkin bisa melakukan fungsinya jika paru-parunya mengalami gangguan.
Nyatanya, ulah tangan manusia juga yang kerap memuat hutan kehilangan keseimbangan, salah satunya adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan, lebih spesifiknya adalah lahan gambut.
Kebakaran hutan mengakibatkan kerusakan yang maha dahsyat, seperti rusaknya lingkungan, terganggunya tata air, hingga kurang bahkan hilangnya keanekaragaman hayati.
Karhutla (kebakaran hutan dan lahan) adalah suatu peristiwa terbakarnya hutan dan/atau lahan, baik secara alami maupun oleh perbuatan manusia, sehingga mengakibatkan kerusakan lingkungan yang menimbulkan kerugian ekologi, ekonomi, sosial budaya, dan politik. (Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia)
Sebab Kebakaran Hutan Terjadi
Penyebab hal ini ada dua, yakni secara alami dan kegiatan manusia yang tidak terkontrol.
Untuk penyebab pertama ini disebabkan oleh El Nino, yakni kemarau berkepanjangan yang mengakibatkan terjadinya kekeringan. Selanjutnya tanaman kering ini menjadi bahan bakar potensial yang jika terkena percikan api secara sengaja atau tidak menyebabkan terjadinya kebakaran.
Ada dua jenis kebakaran yang bisa terjadi, yaitu kebakaran bawah (ground fire) dan kebakaran permukaan (surface fire)
Kebakaran permukaan
Kebakaran yang terjadi pada lantai hutan yang menbakar serasah dan kayu-kayu kering.
Kebakaran bawah
Kebakaran yang terjadi pada lapisan organik yang berada di lantai hutan.
Jika disebabkan oleh manusia dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang membuka lahan dengan cara membakar.
Cegah Karhutla, Apakah Kita Bisa?
Proses pembakaran bisa berlangsung karena adanya pertemuan tiga komponen segitiga api, yaitu oksigen, panas, dan bahan bakar.
Oksigen
Keberadaan gas ini sudah merata di seluruh wilayah. Selanjutnya diperlukan fokus perhatian pada dua unsur lainnya.
Panas
Unsur ini berperan saat musim kemarau tiba. Indonesia memiliki musim kemarau yang terjadi pada bulan-bulan tertentu. Selain faktor alam tersebut, ada pula faktor ulah tangan manusia yang menciptakan sumber api secara tidak bertanggung jawab.
Bahan Bakar
Unsur ini merupakan penyebab dominan terjadinya kebakaran. Misalnya, di Taman Nasional Wasur, Papua, kebakaran hutan terjadi di areal luas, tetapi karena serasah hutan yang menjadi bahan bakar cukup tipis, kobaran api tidak terlalu besar.
Berbeda halnya dengan kejadian kebakaran di Kalimantan dan Sumatra, terutama di daerah gambut, ditambah terjadi pada musim kemarau, kian memperparah besarnya kobaran api yang tercipta.
Lahan Gambut
Di hutan gambut, bahan bakar (gambut) terjadi di permukaan tanah. Di musim hujan, gambut ini terendam air. Sebaliknya, pada musim kemarau, lapisan atas gambut saja yang kering, sehingga tidak mudah terbakar.
Namun, jika kemarau panjang terjadi, gambut yang tebalnya bisa mencapai puluhan sentimeter itu menjadi kering dan mudah terbakar. Efeknya, jika terjadi rambatan api, meskipun kecil, api gambut akan lebih susah untuk dipadamkan.
Pengendalian Karhutla
Sepakat dengan kalimat mencegah lebih baik daripada mengobati? Nah, pada konsep menyelamatkan hutan dan lahan ini, juga ada upaya pencegahan dan penanggulangan.
Pengendalian kebakaran hutan harus dilakukan dalam tiga fase,yaitu:
- fase pencegahan
- fase penanggulangan
- fase penanganan pasca kebakaran
Pencegahan
kegiatan penetapan tata cara kegiatan baku, pencegahan, sosialisasi dan pelatihan pengendalian kebakaran, dan penyediaan database daerah rawan
Penanggulangan
penetapan SOP pengendalian, distribusi informasi titik-titik api dan sebenarnya,dan mobilisasi, sumberdaya penanggulangan kebakaran.
Penanganan pasca kebakaran hutan
usaha, tindakan atau kegiatan yang meliputi inventarisasi, monitoring dan evaluasi serta koordinasi dalam rangka menangani suatu areal setelah terbakar.
Kegiatan yang Dapat Kita Lakukan untuk Dukung Kampanye Merdeka dari Karhutla
Sebagai seorang blogger kita bisa ikut memberikan penyuluhan/sosialisasi melalui tulisan yang kita unggah di blog dan media sosial. Seperti halnya yang kami lakukan, pejuang Eco Blogger Squad #EcoBloggerSquad. Kami telah mendapatkan suluhan tentang karhutla. Saatnya menyebarkan positive vibes ini, bukan?
Mari jaga paru-paru dunia kita. Bergabunglah dengan squad penjaga bumi lainnya di TUFI (Team Up For Impact)! Senyum bumi di masa depan adalah tanggung jawab kita bersama. (*)
Lahan gambut memang menjadi salah satu yang harus dilestarikan ya. Dengan begitu hutan juga akan tetap sehat
Sebetulnya menjaga hutan itu sama dengan menjaga masa depan kita ya. Tapi terkadang kita lupa menyadari karena lebih berpikir manfaat secara ekonomis saja.
Kita sebagai masyarakat Indonesia mesti bersama-sama menjaga dan merawat lahan gambut dan lingkungan sekitar agar kehidupan dan kesehatan senantiasa aman terkendali. Terutama pencegahan kebakaran hutan yang bisa dilakukan dengan tiga fase tersebut, semoga kontinyu dan gencar disosialisasikan lebih sering lagi.
Aku kecil dulu tinggal di Kalimantan Barat mbak dan pernah menikmati hutan yg rindah dan udara yg menyenangkan tp sekarang sedih deh klo liat berita karhutla bukan hanya.manusia jd satwa juga bangak yg mati. Harus mulai.mawas dirid an sadar klo udh tugas dan kewajiban kita mrnjaga hutan ya drmi kualitas hidul yg lebih baik
Indonesia itu sebetulnya mempunyai hutan yang kaya, tinggal kita yang perlu belajar mengelola dengan baik. Semoga karhutla bisa semakin ditekan dan dicegah. Terima kasih informasinya, Kak
Ah sedih emang kalau baca berita akhir-akhir ini, banyak banget masalah polusi. Polusi udara bahkan salah satunya disebabkan oleh kebakaran hutan. Padahal Indonesia paru-paru dunia, tapi malah banyak yang kebakaran 😥
Lahan gambut ternyata penting banget untuk kelestarian lingkungan kita ya sayang banget kalau sampai habis kerena kebakaran hutan yang disebabkan kelalaian manusia