5 Senjata Pemungkas saat Travel Writer Berwisata
Halo, sahabat. Apakah sahabat sering bepergian ke suatu tempat? Apakah itu tempat yang menarik? Jika iya, tentu sangat disayangkan jika kunjungan hanya sebatas melangkahkan jejak saja. Setelah traveling selesai, pulang ke kediaman tanpa kenang yang tertinggal lama dalam ingatan. Apalagi jika jalan-jalan tersebut baru bisa dilakukan setelah beberapa kurun waktu. Duh, jangan sampai tak membekas, deh, ya. Rugi!
Bagi seorang penulis, melakukan perjalanan tentu bisa mendatangkan banyak hal. Bukan hanya pengalaman yang tentunya berhikmah, tetapi juga bank ide yang siap dituliskan dalam berbagai jenis tulisan.
Sayangnya, alat tempur untuk mengikat bahan tulisan itu sering kali bikin pundak pegal. Kita tahu, kan, bahwa bobot laptop itu enggak kira-kira. Apalagi jika dibawa ke sana-ke mari sambil mengambil foto di spot-spot cantik, tentu akan sangat melelahkan, ya.
Wisata Travel Writer, Bawa Apa Saja, ya?
Jadi, gimana, dong, solusi agar tetap bisa menghasilkan tulisan plus foto yang ciamik tanpa didera rasa sakit pundak? Ini dia gawai yang friendly banget buat wisata travel writer.
Ponsel
Ponsel bukan sembarang ponsel, lo. Artinya, tetap harus memenuhi standar keleluasan pemilik dalam menggunakan. Minimal android, ya. Jangan lupakan juga ketersediaan kuota data yang mencukupi. Siapa tahu ada beberapa aplikasi yang mesti terhubung ke layanan internet.
Keyboard portable
Dulu saya bisa menghasilkan tulisan dan merangkumnya menjadi naskah buku dengan bantuan keyboard bawaan. Namun setelah sekian waktu berlalu dan banyak mendapatkan insight dari teman blogger, saya mengetahui bahwa menggunakan keyboard portable lebih memudahkan. Jari-jemari bisa dengan lebih leluasa merangkai kata. Proses menulis jadi lebih cepat.
OTG
Sahabat pernah mengetik menggunakan ponsel? Jika belum, maka hal ini wajib dicoba saat wisata travel writer. Dengan menggunakan bantuan OTG, sahabat bisa menyambungkan ponsel dengan keyboard. Jadi, sahabat bisa tetap menulis meskipun sedang traveling.
Buku tulis dan pulpen
Meskipun sudah ada kecanggihan teknologi, kita tentu tak boleh melupakan buku tulis dan pulpen. Bisa jadi ada beberapa data untuk bahan menulis yang perlu dituliskan dengan cepat.
Menulis di buku menjadikan proses mengikat tulisan lebih singkat dibandingkan harus mengetikkan di layar ponsel. Belum lagi, jika ponsel digunakan untuk mengetikkan naskah jadi. Kalau juga digunakan untuk menuliskan ide-ide singkat dan membuka ponsel berkali-kali, bisa-bisa baterai ponsel jadi cepat habis, kan?
Powerbank
Travel writer juga perlu membawa bank daya untuk perangkat menangkap ide menulis. Enggak banget, kan, ketika mendapatkan suatu ide cemerlang, eh, ponsel pakai acara mati segala. Pas ada momen bagus untuk diambil gambarnya, eh, ponsel enggak bisa diajak kerjasama.
Tempat untuk men-charge powerbank juga mungkin akan sulit ditemukan di lokasi wisata alam. Oleh sebab itu jangan lupa mengisi penuh daya ponsel dan powerbank sebelum melangkah. Misalnya teman-teman menemukan penginapan terdekat, di situlah kesempatan untuk mengisi tenaga diri sekaligus daya gawai.
Bagi sahabat yang memiliki hobi menulis dan traveling, menjejakkan langkah sebagai travel writer adalah hal yang menyenangkan. Sahabat bisa menikmati hobi sekaligus terapi diri. Tentunya pada masa-masa itu, sahabat memerlukan rekomendasi hotel yang bisa menjadi tempat melepaskan penat untuk memulai perjalanan berikutnya.
Sahabat bisa menemukan hotel tersebut di RedDoorz. Aneka pilihan fasilitas disesuaikan dengan budget sahabat. Enggak ada istilah kantong bolong karena sahabat bisa mendapatkan tempat peristirahatan mulai dari Rp100.000,- saja. Menikmati objek wisata buat senang-senang tanpa perlu mikirin harga hotel atau penginapan yang melambung, kan?
tips yang pas nih, sering lupa untuk mencatat, padahal ingin menuliskannya di blog perjalanan yang telah dilakukan hehehe
btw Red Doorz ini lumayan membantu ya bagi saya, harganya terjangkau lo