3 Cara Peduli Lingkungan Ala Milenial Jempolan
Suatu siang, saya dan rekan kerja omong-omong tentang biaya listrik bulanan. Saya bilang, saya baru saja membayar tagihan listrik via aplikasi. Jumlahnya nggak lebih dari Rp200.000,00.
Teman saya tersebut ternganga, nyaris nggak percaya. Dia lanjut bilang kalau ia bisa menghabiskan nyaris setengah juta untuk biaya listrik bulanan.
Setelah lebih lanjut kami bicara, jelas saja biaya tersebut jauh sekali perbedaannya. Sebab rumah teman saya dipasangi AC, sedangkan saya AC juga, sih. Ya, angin cepoi :D
Anak-anak nggak bisa nggak pakai AC. Panas banget,” keluhnya.
Terang saja, ya, kan.
Keadaan bumi kita memang sudah semakin memprihatinkan. Aneka polusi nyaris terjadi setiap detiknya. Entah dari rumah tangga, industri, jalan raya, dan banyak hal lainnya.
Polusi telah menyelimuti bumi!
Cuaca dingin dan berselimut tebal bikin nyaman, kan? Tapi, kalau diselimuti polusi? Jelas, ini ngeri!
Selimut polusi membuat bumi semakin panas dan menyebabkan perubahan iklim.
Mengenal sebab perubahan iklim
Sahabat, ternyata perubahan iklim ini terjadi karena terjadinya peningkatan konsentrasi gas karbon dioksida dan gas-gas lainnya di atmosfer. Peningkatan tersebut menyebabkan terjadinya efek gas rumah kaca.
Gas-gas penyebab masalah itu nggak timbul tanpa alasan. Faktanya, malah kita, manusia sang khalifah bumi inilah yang turut memegang peranan. Lewat kegiatan emisi bahan bakar fosil, perubahan fungsi lahan, limbah dan industri. Kita berperan kita pula yang merasakan.
Perubahan iklim bisa akibatkan apa?
Meningkatnya temperatur bumi bisa mengubah sistem iklim. Kita tahu kan bahwa alam bisa turut terganggu siklusnya, seperti gagal panen, cuaca ekstrem, dan wabah penyakit. Jelas ngeri, kan!
Hutan sebagai salah satu solusi untuk mengatasi polusi dan perubahan iklim
Ditemukan dalam sebuah jurnal Frontiers in Forests and Global Change, berjudul The Unseen Effects of Deforestation: Biophysical Effects on Climate hutan disebutkan sebagai kunci untuk mitigasi dan adaptasi.
Sebagai info tambahan, mitigasi adalah serangkaian upaya untuk mengurangi resiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Hal ini disebutkan pada Undang-Undang 24 Tahun 2007.
Hutan memiliki kekuatan untuk mendinginkan udara, sehingga melindungi kita dari kekeringan, panas ekstrem, hingga banjir yang disebabkan oleh kerusakan iklim.
Pendinginan udara disebabkan oleh kayu, daun dan kerapatan pohon, sedangkan pengurangan dampak panas yang ekstrem disebabkan akar pohon yang dalam, penggunaan air yang efisien, dan kerapatan kanopi.
Tak berlebihan jika hutan dikatakan sebagai jantung bumi sehingga sangat penting untuk kelangsungan hidup manusia. Kehadirannya laksana tameng pertahanan terhadap skenario pemanasan global terburuk.
Generasi milenial jempolan peduli lingkungan
Sahabat tahu nggak kalau tanggal 28 November nanti diperingati sebagai Hari Menanam Pohon Indonesia (HMPI)? Peringatan ini berdasarkan pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2008. Itu artinya tahun ini, peringatan HMPI sudah memasuki yang ke-14.
Nah, sebagai generasi milenial jempolan yang peduli lingkungan, kita bisa melakukan hal-hal berikut sebagai wujud sumbangsih pada bumi tercinta ini. Apa sajakah itu? Yuk, kita ulik tiga cara di bawah ini:
1. Menggunakan Tote Bag
Tote bag merupakan model tas jinjing yang berbentuk persegi atau persegi panjang dan terbuka yang dilengkapi dengan dua buah tali pada bagian atasnya.
Tote bag yang terbuat dari kain kanvas dapat digunakan sebagai pengganti kantong belanja yang lebih ramah lingkungan dibandingkan tas terbuat dari plastik yang sulit terurai.
Tote bag berbahan kanvas dapat digunakan dalam jangka waktu lama jika sahabat menggunakan tas tersebut dengan benar. Misalnya, rajin memperhatikan kebersihan tas setelah selesai dipergunakan.
2. Mengganti Tisu dengan Sapu Tangan
Tahukah sahabat kalau tisu yang dibuat sekitar tahun 1880-an itu berbahan baku kulit kayu yang dijadikan pulp (bubur kertas)?
Dilansir dari kompasiana.com, Koesnadi dari Sekretaris Jenderal Sarekat Hijau Indonesia (SHI), mengatakan tentang hitungan sederhana bagaimana dampak penggunaan tisu terhadap penyusutan Hutan Alam Indonesia.
“Diibaratkan saat ini jumlah penduduk Indonesia adalah 200.000.000 jiwa. Jika dalam sehari 1 orang menggunakan ½ gulung kertas tisu berarti penggunaan kertas tisu mencapai 100 juta gulung per hari.
Pemakaian perbulan mencapai 3 milyar gulung. Bila berat tisu 1 gulung mencapai ¼ kg, maka 3 milyar dihasilkan angka kira-kira 750.000.000 kg yang setara dengan 750.000 ton. Jika untuk menghasilkan 1 ton pulp diperlukan 5 m 3 kayu bulat, dengan asumsi kayu bulat 120 m 3 per hektar, maka sudah bisa ditebak berapa hektar hutan yang diambil kayunya setiap bulan.”
Mengganti pemakaian tisu dengan sapu tangan itu artinya kita sudah turut menyelamatkan pepohonan hijau. Satu langkah kecil bisa menjadi langkah besar bila kita bersama-sama melakukannya.
3. Membawa Tumbler dan dan Eco Snack Sendiri
Tumbler adalah botol minuman yang bisa dipakai berulang kali. Menggunakan tumbler akan membantu menghindarkan diri dari penggunaan air minum dalam kemasan yang berpotensi menjadi sampah.
Eco Snack adalah tempat makanan dalam ukuran kecil yang bisa dibawa bepergian. Tujuan penggunaan eco snack adalah untuk menghindari pemakaian kemasan makanan sekali pakai, baik yang terbuat dari plastik atau kertas.
Sahabat, dengan turut serta menggunakan tote bag, mengganti tisu dengan sapu tangan, serta membawa tumbler dan eco snack itu artinya kita telah menerapkan gaya hidup ramah lingkungan (eco friendly).
Tidak sulit untuk melakukan cara-cara tersebut selama ada niat dan keinginan serta dibarengi kesadaran tentang pentingnya mengambil peran dalam menjaga lingkungan.
Mari bersama menjadi #MudaMudiBumi. Demi memberikan yang terbaik #UntukmuBumiku.
Melalui #TeamUpForImpact untuk aksi nyata bersama meskipun sederhana menjaga bumi tercinta. Kita yakin bahwa #SelimutPolusi bisa enyah segera dan minimal dampaknya.
Mengingat kondisi lingkungan yang semakin marah kita sebagai manusia yang tinggal di dalamnya perlu merawat alam sekitar juga. Dimulai dari kebiasaan kecil seperti yang wajib diterapkan. Terima kasih sharingnya!
Menggunakan tote bag biasanya sudah dilakukan.
tapi sejak di medan, tote bag gak pernah lagi digunakan hiks....
dah lupa...
kudu dibiasain lagi ini...
Alhamdulillah, kami sudah meminimalisir penggunaan listrik. Listrik dengan saya 1300 watt sebulan nya hanya 40 ribu rupiah.
Mengingat bumi juga butuh bernafas, kan..
Buat saya bawa totebag itu sebenarnya membantu sekali. Tapi saya selalu lupa dan akhirnya merasa bersalah. Ahh.. tanpa sengaja saya udah menambah beban sampah di bumi, hix
Dulu pernah saya berhenti menggunakan tisu sama sekali tujuannya beri andil buat kelestarian hutan meskipun sedikit, tapi belakangan karena tangan saya alergi sama sabun kembali pakai lagi meskipun penggunaannya untuk membersihkan cipratan minyak di kompor karena gak kuat nyuci kain lap
Huhuhu anakku termasuk yang di paragraf pertama, gabisa tidur kalau gapake AC karena sejak brojol di rs sudah ber-AC, kadang aku dan suami udah kedinginan eh pas kita matiin dia bangun huhuhu. Maafkan kami ya Alam, tp semoga bisa menghemat energi dari segi lain supaya tetap turut menjaga iklim bumi, terimakasih sudah mengingatkan agar tetap peduli lingkungan ya kak 😍