Dayamaya Dukung Startup, Solusi Kembangkan Potensi Ekonomi
Internet Akan Menghubungkan Indonesia dengan Seluruh Dunia
Startup! Bila Sahabat adalah salah seorang penggemar drama korea yang sedang booming saat ini, maka istilah ini akan menjadi lebih mudah dipahami. Sebagaimana saya yang menganggap istilah Start up adalah hal baru. Oleh sebab itu saya mulai menjadi seorang peselancar di dunia maya untuk menemukan arti Start up. Ketertarikan yang mulanya hanya ingin menemukan pengertian Start up malah menjadi sebuah deretan pengetahuan panjang tentang sebuah perusahaan rintisan.
Perusahaan rintisan adalah sebuah perusahaan yang baru berjalan dan menerapkan inovasi teknologi untuk menjalankan pusat bisnisnya. Kehadiran Star up sangat membantu dalam membantu memecahkan sebuah masalah dalam masyarakat.
Kehadiran pandemi membuat daya tekan untuk berinovasi lebih tinggi. Di saat pemerintah memerintahkan masyarakat untuk melaksanakan sebagian besar aktivitas di rumah saja. Pada awalnya mungkin masyarakat akan dibuat gusar dengan imbauan ini. Namun dengan adanya pikiran terbuka terhadap peluang yang ada serta cepat tanggap mengatasi segala tantangan, maka dunia luar bisa tetap dalam genggaman.
Jika dahulu peluang untuk hidup lebih baik adalah hal yang dibesar-besarkan oleh ibukota yang menjanjikan sejuta pesona, kini kehidupan lebih baik pun bisa dihasilkan dari tempat yang terpencil sekalipun. Kita bisa menorehkan prestasi, membangun bangsa dan negeri, dimulai dari berdaya di dunia maya bersama Dayamaya.
Untuk mengembangkan potensi ekonomi digital di daerah 3T (terluar, tertinggal, terdepan), pemerintah melalui BAKTI (Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi), Kementerian Komunikasi dan Informatika melaksanakan Program Dayamaya.
Melalui program Dayamaya, para pelaku Start up, kelompok masyarakat, komunitas dan UMKM digital bersinergi mengembangkan potensi serta memberikan solusi tepat guna bagi masyarakat di daerah 3T.
Pada tahun 2019 telah diadakan pemilihan inisiatif. Berdasarkan pemilihan tersebut terpilih 18 inisiatif dan saat ini sudah 5 inisiatif yang mulai berproses di masyarakat.
Tiga inisiatif yang telah memberikan kontribusi terbaiknya pada masyarakat adalah Cakap, Atourin dan Jahitin.
1. Cakap
Cakap adalah sebuah platform online pembelajaran bahasa asing yang turut serta mendukung pengembangan daerah wisata dengan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat terhadap penguasaan bahasa asing, terutama bahasa Inggris.
Menurut Tomy Yunus selaku CEO Cakap, kemampuan berbahasa Inggris adalah salah satu modal untuk mengambangkan daerah wisata karena menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi jumlah wisatawan dalam menciptakan pariwisata berkelanjutan.
“Di masa pandemi ini kami menggelar program pelatihan secara daring bagi penggiat dan pelaku pariwisata yang tentu saja difasilitasi oleh BAKTI, Kementerian Pariwisata dan pemerintah daerah. Cakap selaku mitra platform pembelajaran memberikan kesempatan kepada masyarakat pelaku industri pariwisata untuk belajar bahasa Inggris secara gratis. Untuk menjadi peserta dapat mendaftar dengan mengakses website resmi Cakap. Sejauh ini sudah ada beberapa daerah yang mendaftar yaitu Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Sulawesi Utara dan Bangka Belitung. Sulawesi Utara dan Kalimantan Selatan sebagai daerah terbanyak yang mendaftar menjadi peserta” kata Tommy.
Dayamaya adalah inisiatif dengan visi mendukung pengembangan ekosistem ekonomi digital Indonesia, khususnya di daerah 3T, pulau terluar, dan lokasi prioritas untuk dapat menguasai kompetensi digital dan turut serta dalam pengembangan ekosistem ekonomi digital di daerahnya.
2. Atourin
Inisiatif kedua, Atourin adalah perusahaan teknologi di sektor pariwisata yang menyediakan jasa dan layanan baik secara online maupun offline untuk industri pariwisata Indonesia. Pada tahun 2019, Atourin berkesempatan menyelenggarakan pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata di Natuna melalui program Dayamaya.
Dengan adanya Atourin, telah ada 10 pemandu wisata di Natuna yang sudah memiliki lisensi, lebih berani melakukan self branding, dan mulai memanfaatkan media sosial untuk melakukan promosi.
3. Jahitin
Inisiatif selanjutnya adalah Jahitin. Jahitin Academy memberdayakan SDM dengan meningkatkan skill para penjahit di Provinsi NTT, khususnya di Sumba Barat dan Sumba Barat Daya. Melalui workshop pengolahan limbah kain tenun, Jahitin mengajarkan bagaimana cara mengolah limbah tenun menjadi produk yang bernilai jual.
Selain itu, Jahitin juga membantu para penjahit agar dapat lebih mudah mengakses pasar. Dampaknya saat ini penjahit di Sumba sudah mendapatkan akses langsung berhubungan dengan Dinas Perdagangan.
Inovasi juga dilakukan di masa pandemi yaitu denga melakukan pelatihan kepada para penjahit, bagaimana cara membuat masker sesuai dengan standar kesehatan. kegiatan ini difasilitasi oleh BAKTI dan Kementerian Desa, dan Pemberdayaan Daerah Tertinggal. Hasilnya, para penjahit di Sumba berhasil mendapatkan orderan membuat 5000 masker.
“Dengan merangkul stakeholder strategis, kami yakin kita akan memiliki daya atau berdaya untuk bersama-sama membawa perubahan di daerah 3T. Utamanya perbaikan dari sisi perekonomian berbasis ekonomi digital. Hal ini selaras dengan campaign yang kami angkat, yaitu Berdaya Bersama,” jelas Ari Soegeng Wahyuniarti, selaku Kepala Divisi Layanan Telekomunikasi dan Informasi untuk Masyarakat.
Melalui semangat gotong royong yang dibangun bersama para stakeholder strategis, Dayamaya berusaha memantik upaya kolaborasi lintas sektor bagi kesejahteraan masyarakat. Didukung oleh semangat perbaikan perekonomian berbasis digital yang selaras dengan campaign yang diangkat yaitu Berdaya Bersama, Dayamaya yakin mampu membawa perubahan di daerah 3T.