Jalan Misterius Rezeki, Perihal Menebar dan Menjaring Karya
Perihal menebar dan menjaring kali ini berkaitan dengan literasi. Pada Oktober kemarin saya mengirim beberapa tulisan ringan dan cerpen anak ke media cetak. Seperti biasa, dimuat di media bukan perkara mudah, ya, kan. Kita selalu bersaing untuk menarik perhatian editor agar karya kita tayang.
Oktober, Bulan Kelahiran
Tulisan yang saya kirim ternyata dimuat secara berurutan di beberapa media tersebut. Ya, saya pun beranggapan bahwa ini adalah hadiah istimewa yang diberikan Allah SWT. Oktober adalah bulan kelahiran yang selalu menorehkan banyak cerita bahagia sepanjang hidup saya.
Tebar dan Jaring Karya
Selanjutnya kembali ke proses menebar dan menjaring. Karya yang dimuat secara berurutan tersebut tentu saja bukan karya yang saya kirim di waktu bersamaan. Ada yang terpaut waktu satu minggu, tiga minggu bahkan satu bulan sejak pengiriman. Begitulah prinsip kita menebar karya di media. Tidak usah ditunggu kapan tayang. Setelah kirim, lupakan lalu kembali menulis begitulah terus menerus.
Jika tidak menebar bagaimana bisa menjaring tentu hal ini masuk akal bukan? Jika seorang nelayan berharap mendapatkan banyak hasil tangkapan, lalu ia hanya berdiam diri, sungguh mustahil. Nah, begitu juga dengan menulis dan mengharap karya. Jika ingin karya dimuat, harus rajin menebar karya.
Tebar Karya ke Banyak Media, Boleh?
Menebar karya ke banyak media, ya. Jangan hanya kirim ke satu media, lalu ditungguin sampai usang dan lumutan. Ini berbahaya, juga, lo. Kita memang berharap dan telah mengerjakan karya sebagus mungkin. Tapi, kita juga masih bergantung pada selera redaktur dan keberuntungan. So, terus menebar dengan rutin!
Inilah Jalan Misterius Rezeki
Tayang atau tidak tayang kembali lagi ke jalan misterius rezeki. Intinya, terus berusaha menghasilkan karya terbaik. Tentu saja, kita pun tak luput ingin pula meraih amal jariah dari setiap pesan moral karya yang tersampaikan. Dengan terus menulis, menebar karya, kelak pada waktunya karya tersebut akan terjaring di suatu tempat, entah media atau penerbit. (*)