Bee Ikut Bangun Taman Baca di Kedaulatan Rakyat

Cerpen Anak dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat edisi Jumat, 23 Oktober 2020

Assalamu'alaikum, Sahabat Khansa.

Alhamdulillah, naskah saya kembali menghiasi rubrik CERNAK SKH Kedaulatan Rakyat. Menulis cerita anak itu memang seru, lo. Membuat kita selalu ceria karena bisa berbagi kebaikan dengan para sobat cilik.

Bagaimana cara mengirim naskah cerita anak ke SKH Kedaulatan Rakyat.? Sahabat bisa cek postingan Cara Mengirim Cerpen Anak ke Harian Kedaulatan Rakyat, ya. Insya Allah, sudah di-update. 

Berikut naskah saya yang tayang tersebut:


Cerpen Anak dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat edisi Jumat, 23 Oktober 2020

Bee Ikut Bangun Taman Baca
Oleh: Karunia Sylviany Sambas

Kupi Kupu-Kupu, Ruru Rusa, Kiki Kelinci dan Titi Merpati ingin membangun sebuah taman baca di hutan tempat tinggal mereka.

“Kenapa harus taman baca?” tanya Kiki.

“Karena masih banyak adik-adik bahkan teman-teman kita yang belum bisa membaca. Padahal buku itu jendela dunia,” jelas Ruru.

Sebenarnya rencana untuk membuat taman baca ini sudah ada sejak lama namun baru terlaksana karena keempat sahabat itu sibuk dengan tugas sekolahnya. Sekarang mereka sudah lulus. Ilmu yang sudah diperoleh selama ini harus dapat dimanfaatkan. Begitu niat Kupi, Ruru, Kiki dan Titi.

Mereka berbagi tugas. Kupi dan Titi akan mencari tempat taman baca dibangun. Ruru mengerahkan anak-anak hewan untuk membantu melengkapi taman baca dengan meja, kursi dan rak-rak buku. Sementara Kiki akan menyebarkan selebaran tentang taman baca.

Akhirnya, Kupi dan Titi menemukan lokasi. Sebuah rumah pohon di dekat sungai. Di sekelilingnya ada pohon-pohon teduh dan taman bunga.

Waktu pembukaan taman baca tinggal dua hari lagi. Wah, semua hewan tampak saling bantu.

“Uhuk ... uhuk!” terdengar suara batuk Kiki. Semua menoleh ke arah sumber suara.

“Sepertinya tubuhmu kurang sehat, Ki,” komentar Kupi.

“Wajahmu juga terlihat lesu,” tambah Ruru.

“Sudah, Ki. Tidak apa-apa. Kamu istirahat saja.” Titi mencoba menghibur Kiki.

Kelinci itu bersedih. Dari kejauhan ia memandang teman-temannya yang sedang bekerja. Tiba-tiba seekor anak lebah kecil bertubuh bulat terbang mendekati Kiki.

“Hai,” sapanya ramah. “Kenalkan, aku Bee.”

“Hai, Bee. Kamu sedang apa?” tanya Kiki dengan suara lemah.

“Aku baru saja membantu ibu dan ayah mengumpulkan nektar dari bunga-bunga itu!” tunjuk Bee Lebah ke arah taman bunga di samping taman baca.

“Aku juga ingin membantu teman-teman. Sayangnya, aku sedang kurang enak badan. Uhuk.” Kiki terbatuk lagi.

“Sepertinya kamu terlalu lelah, jadi kondisi tubuhmu menurun,” ujarnya.

“Aku pergi sebentar, ya. Aku mau mengantarkan nektar ini dulu.”

Tak lama kemudian ia kembali dengan sebuah bungkusan kecil.

“Kamu minum ini, ya.” Bee menyodorkan madu.

Kiki hanya mengangguk lemah. “Semoga kamu cepat sembuh.”

Bee melihat ada beberapa selebaran di samping Kiki. “Selebaran itu belum sempat aku sebar,” ujar Kiki.

“Aku bantu sebarkan, ya.” Bee tersenyum.

Sebelum Kiki menjawab, Bee sudah terbang sambil membawa selebaran. Kiki sungguh terharu dengan kebaikan Bee. Padahal mereka baru saja bertemu.

Sehari sebelum pembukaan taman baca, buku-buku sudah tersusun rapi. Buku didapat dari sumbangan warga hutan. Oh ya, ternyata Bee terbang jauh sekali. Ia menyebarkan selebaran sampai ke hutan seberang. Wah, jumlah buku di taman baca jadi semakin banyak.

Di hari pembukaan taman baca, semua menyambut bangga dan gembira. Bee dan keluarganya juga diundang. Kerja keras dan gotong royong mereka menghasilkan kegembiraan untuk semua. (*)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url