Rezeki yang Terjaring dari Kelas Daring
Pernah mengikuti kelas daring lalu mendapat tugas yang harus diselesaikan segera? Kalau saya sering dan malah karena itu jadinya manajemen waktu saya agak berantakan. Duh, curcol saya ke Mba dan Mas PJ ODOP udah sering kayaknya tentang ini. Alhamdulillah, ODOJ tinggal tiga pekan lagi. Campur aduk rasa hari demi hari pokoknya, nih.
Nah, salah satu tugas yang harus saya selesaikan adalah menulis cerita anak. Kelas di hari pertama dimulai dengan sharing tentang cerita anak yang baik, tip tembus media dan penerbit, lowongan naskah yang sedang dibuka. Pokoknya, kelas yang dibanderol dengan harga murah ini benar-benar punya ilmu yang mewah menurut saya. Sebagai seorang pejuang di banyak kelas daring, pola pengajaran yang diberikan sang mentor bahkan bisa saya baca. Tapi, ini hanya opini, kok.
Lanjut ke tugas yang diberikan dan harus dikumpulkan keesokan harinya pukul sembilan pagi. Sebagai seorang pekerja sif, saya mendapatkan jadwal dinas sore di hari kelas pertama. Di hari kelas kedua, pastinya mata lelah saya sulit dikompromikan untuk menyelesaikan naskah sepulang kerja. Dengan penuh percaya diri saya membuka folder naskah yang gagal pada kesempatan pertama. Ya, naskah yang pernah saya ikutkan pada sebuah lomba kepenulisan dan ternyata belum meraih predikat yang diharapkan.
Naskah yang menurut saya unik karena ada sesuatu yang saya selipkan di sana. Selain pesan moral yang penting juga tentang keunikan suatu daerah. Saya kecewa pada waktu pengumuman lomba namun saya juga ingin mengetahui kiranya kesalahan naskah ini ada di mana. Akhirnya, klik, saya kirimkan naskah tersebut untuk menemui takdir kedua. Saya sudah merencanakan naskah ini ke sebuah media. Tapi saya harap masukan dari mentor kelas daring ini dapat mempercantik naskah tersebut.
Taraa. Benar saja, naskah tersebut dioprek oleh Mba Mentor dengan apik. Konflik yang kurang kuat dan perlu dieksplor kata beliau. Jelaslah sudah dimana kekurangan naskah ini. Ya, konflik itu penting dalam sebuah cerita. Karena hidup tanpa masalah itu nggak enak. Eh, iyakah? Padahal enakan nggak ada masalah, sih. No. Cerita tak akan berkembang baik tanpa adanya konflik.
Baiklah. Setelah kelas ditutup saya pun merevisi naskah sesuai arahan. Siapa sangka sebuah pengumuman malam itu membuat saya berdecak bangga. Sang mentor sedang menyusun naskah dan karena beliau melihat naskah saya seide dengan naskahnya, maka ia pun menawarkan saya untuk duet menulis. Masya Allah. Beberapa waktu yang lalu saya pernah berharap mendapat tawaran duet nulis lagi sebenarnya. Pengalaman tiga kali menulis duet membuat saya kepengen mengulang sensasi itu.
Jalan rezeki itu misterius, ya. Naskah yang gagal pada kesempatan pertama ternyata menemukan takdirnya di kesempatan kedua. Jadi, jangan sia-siakan naskah yang pernah Sahabat tuliskan. Suatu saat, naskah tersebut akan menemui takdirnya. Terus semangat buat kita! (*)
Alhamdulillah ... iya memang rejeki.jodoh mati itubmisteri dan ghoib ... mari berjuang dan tetap maju ke depan ya
Mantap sekali, buah belajar daring menjadi karya yang luar biasa. Selamat kak
Jleb banget. Hidup tidak indah tanpa masalah hehe.
Selamat yaa Kak, atas karyanya~
wihh menginspirasi nih mbak, semoga naskah-naskah saya yang pernah gagal juga segera menemukan takdirnya ya mbak :') hehe
Krisan dalam tulisan itu emang penting banget
Congrats ya mbak, bisa kolaborasi. Semoga proses menulisnya lancar.
Keren, menginspirasi.... Setiap tulisan ada jodoh nya masing-masing ya kak:)
Keren ini mah. Berkah melimpah ya! Ini sih bonus berlimpah-limpah, ilmu dapet, modal kelas balik berkali-kali lipat ðŸ¤ðŸ¤
Barokalloh dan sukses ya