Pengalaman Menjemput Impian: Honda Beat CBS-ISS 2020
Assalamu'alaikum, Sahabat Khansa.
Alhamdullillah, satu dari cerita cita kembali menjemput nyata. Setelah menunggu dan bersabar lebih kurang satu tahun, saya bisa menjemput sepeda motor idaman.
Tepat di malam pergantian usia, jadi momen ini bisa sekalian menjadi pengingat saat bayar pajak kendaraan. Ups!
Perjalanan saya untuk sampai di titik membeli honda beat ini tak mudah memang. Saya sadari banyak liku-liku yang menghampiri. Tapi lagi-lagi, Allah SWT punya rencana tak bisa yang bisa membuat impian itu terwujud tepat di tanggal ini.
Azan magrib yang berkumandang hari ini terasa lebih syahdu dari biasa. Momentum bertambahnya usia yang artinya berkurang kesempatan untuk melakukan kebaikan.
Dalam hidup, pergantian usia dirayakan megah, sebagai pengingat akan kehidupan fana yang dapat terenggut sewaktu-waktu. Kita tidak mengetahui kapan tepatnya tetapi harus tetap mempersiapkan diri.
Honda beat ini berhasil terbeli karena bantuan mengikuti arisan satu juta per bulan. Mengapa saya berani mengambil keputusan ikut arisan dengan jumlah sekian? Alhamdulillah, tak lain dan tak bukan karena rezeki dari Allah SWT. Diiringi rasa sabar agar bisa berhemat dan tak mudah terpengaruh iklan marketplace yang menggoda dengan fasilitas gratis ongkirnya itu.
Hari ini si honda beat sudah tiba di rumah. Masih ada PR yang belum usai, yaitu keberanian untuk membawanya menemani perjalanan menuju tempat kerja. PR besar yang butuh keberanian luar biasa bagi saya.
Ohya, saat proses pembayaran, ternyata masih bisa DP karena kami kesorean dan surat-suratnya belum diserahkan secara lengkap. Jadi, cerita ribet karena hanya bisa tarik tunai limit 5 juta itu membuat tersenyum saja. Tadinya sempat bingung karena kartu ATM hanya mampu mengeluarkan uang maksimal 5 juta, sementara sepeda motor yang dibayar cash itu membutuhkan sekitar 18 juta.
Begitulah, Sahabat Khansa. Saya tuliskan kisah ini di sini agar menjadi prasasti yang bisa mengingatkan saya khususnya di tahun-tahun mendatang. Bahwa proses perjalanan menjemput impian itu berliku, tak semulus jalan tol baru. (*)