Bertemu Sosok Hitam di Pos Security dimuat di Harian Merapi

Cerita Misteri Bertemu Sosok Hitam di Pos Security dimuat di Rubrik Cerita Misteri Harian Merapi edisi 23 April 2020 



Bertemu Sosok Hitam di Pos Security*
Oleh : Karunia Sylviany Sambas

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam ketika Nando memutuskan kembali ke asrama. Besok seminar kenaikan tingkat akan dilaksanakan. Oleh sebab itu, Nando berjuang menepis kantuk dan lelah untuk menyelesaikan tugas. Maklum, Nando adalah seorang pejuang deadline. Pekerjaan yang tidak bisa selesai jauh-jauh hari malah bisa selesai dalam waktu singkat.

Nando berjalan dengan santai. Tidak ada kekhawatiran sama sekali dari gerak dan tatapan lelaki bertubuh kurus itu. Sambil menenteng tas laptop dan beberapa buku ia bergerak melalui lorong kelas yang sepi. Teman-teman Nando sudah lebih dahulu pamit ketika jam menunjukkan pukul sepuluh tadi. Mereka bermaksud melanjutkan tugas di asrama. Sementara Nando ingin tugas itu selesai sebelum kembali ke asrama.

Nando sudah sampai di ujung deretan kelas. Tinggal satu belokan lagi maka ia akan sampai di asrama putra. Tempat ia dan teman-teman menjalani pendidikan dan pelatihan selama hampir tiga minggu ini.

Beberapa kali Nando terlihat menguap. Tiba-tiba pandangan mata Nando yang mulai berembun karena kacamata, menangkap sesosok bayangan hitam di dalam pos security yang berada di depan asrama putra. Nando menurunkan kacamata untuk memastikan penglihatannya.

“Bapak sedang apa di sana?” tanya Nando dengan suara lantang.

Lelaki itu memang bukan tipikal penakut. Ia masih bisa berpikir positif pada saat orang lain mungkin berpikir itu adalah hal di luar nalar.

Namun pertanyaan Nando hanya disambut embusan angin yang semakin menggigit kulit. Nando berjalan perlahan mendekati sosok itu. Sosok hitam itu dalam posisi duduk dan wajahnya membelakangi Nando. Aroma melati menusuk tajam hidung Nando ketika posisinya tinggal tiga langkah lagi. Tiba-tiba pandangan Nando menangkap hal mengerikan. Tepatnya, ketika aliran darah segar mulai berkejaran mendekati sepasang sandal jepit yang Nando kenakan.

Saat itu juga tiang listrik yang ada di sekitar asrama terdengar dipukul sebanyak dua belas kali menandakan waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam. Tanpa pikir panjang, Nando menepis pikiran positif. Lalu bermacam pikiran negatif memenuhi isi kepala seiring dengan semakin kencangnya laju lari Nando. – Nama samaran


*Naskah dikirim pada 12 Maret 2020
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url