Cita-Cita Lia di Padang Ekspres

[CERPEN ANAK] Cita-Cita Lia dimuat di Harian Padang Ekspres edisi Minggu 29 November 2015

Assalamu'alaikum, Sahabat Khansa

Alhamdulillah. Kabar gembira kembali menyapa saya pada hari Minggu ceria.

Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?

Perjuangan #ceileh saya untuk menembus gawang redaksi Harian Padang Ekpres cukup menorehkan jejak panjang, lo! Hihihi. Selamat buat teman-teman penulis yang berhasil menembus gawang redaksi Harian Padang Ekspres dalam satu dua kali kiriman. Thumbs up of you!

Naskah ini saya kirim pada tanggal 18 November 2015 dan dimuat pada tanggal 29 November 2015.

Terima kasih banyak, Uni Novia Erwida ;) Mungkin karena terlalu sering nge-cek http://m.padek.co/ setiap minggu dan belum menemukan nama saya tercantum di sana, jadi saya tak mengecek dimuat atau tidaknya karya saya pada hari tersebut. Sekali lagi, terima kasih, Uni Novia. Semoga berlimpah barokah buat Uni sekeluarga. Aamiin.

Ilustrasi cantik ini saya persembahkan buat adik saya, Karunia Auliany Sambas dan sepupu saya, Muhammad Arif Ridho :)

[CERPEN ANAK] Cita-Cita Lia dimuat di Harian Padang Ekspres edisi Minggu 29 November 2015

Alhamdulillah dapat versi cetaknya juga, nih. 

cerpen anak di padang ekspres

Cita-Cita Lia
Oleh: Karunia Sylviany Sambas

Lia bersekolah di sebuah Sekolah Dasar Negeri di daerah Asahan, Sumatera Utara. Lia mendapat pekerjaan rumah untuk menuliskan cita-cita.

“Nah, anak-anak. Minggu depan adalah Hari Anak Sedunia. Sekolah kita akan mengadakan lomba menulis dengan tema cita-cita. Ibu minta kalian menulis cita-cita kalian ya. Siaaappp?”

“Siaaappp, Bu Guru!” jawab murid-murid serempak.

Mereka kelihatan sangat gembira mendengar pengumuman ini.

Lia memandangi teman-temannya dengan raut wajah lesu.

“Kamu kenapa Lia? Kok kelihatan murung? Cita-cita kamu jadi apa?” tanya Trisa, teman sebangku Lia.

Lia menggeleng.

“Aku belum tahu,” ucap Lia pelan.

Gadis kecil itu menunduk.

Lia sedih mendengar pengumuman Bu Guru barusan. Lia bingung dengan cita-citanya.

“Assalamu’alaikum,” ucap Lia.

“Wa’alaikumussalam,” jawab Ibu.

“Lia kok kelihatan sedih?” sapa Ibu.

Ibu membimbing Lia duduk di dipan.

“Ayo, coba ceritakan pada Ibu!” pinta Ibu lembut.

“Minggu depan, sekolah Lia akan mengadakan lomba menulis tentang cita-cita, Bu. Tapi Lia nggak tahu cita-cita Lia apa.”

Ibu mendengarkan cerita Lia dengan tenang. Beliau dapat memahami perasaan putrinya.

“Lia tahu tidak apa itu cita-cita?” tanya Ibu.

Lia menggeleng.

“Cita-cita adalah keinginan yang selalu ada di dalam pikiran kita,” jelas Ibu.

“Coba ingat-ingat. Selama ini Lia sering kagum pada siapa?”

Lia kembali menggeleng.

“Lia sudah pulang?” Bang Arif muncul dari dapur.

Ibu menceritakan tentang tugas Lia pada Bang Arif. Ia baru saja pulang ke rumah. Selama ini Bang Arif kuliah di kota.

“Besok Lia ikut Abang ke panti, ya. Di sana banyak anak seusia Lia.” Bang Arif mencoba menghibur.

Esoknya Lia ikut ke panti. Ternyata Bang Arif bergabung dengan komunitas pendongeng. Semua anak merasa senang mendengarkan dongeng yang dibawakan Bang Arif.

“Nah, adik-adik. Kalau sudah besar nanti kalian ingin jadi apa?” tanya Bang Arif.

“Jadi dokter, Bang. Biar bisa bantu orang sakit.”

“Petani, Bang. Supaya bisa menanam padi,” sahut yang lainnya.

Bang Arif tersenyum pada Lia.

“Dengan punya cita-cita, kita akan tertantang untuk mewujudkan keinginan kita dengan maksimal. Misalnya, kita punya cita-cita jadi dokter, berarti harus belajar dengan giat.”

Lia mendengarkan penjelasan Bang Arif dengan sungguh-sungguh.

“Kalau Lia ingin jadi guru, boleh, Bang?” tanyanya.

“Lia ingin mengajari anak-anak membaca dan menulis.”

“Tentu boleh! Itu cita-cita yang sangat mulia.” Bang Arif mengacungkan kedua ibu jarinya.

Lia sudah mengerti sekarang. Dengan punya cita-cita, seseorang akan semakin bersemangat untuk belajar dan berlatih.

Lia tersenyum senang. Ia sudah tahu akan menuliskan apa untuk lomba menulis. Lia akan membuat Ayah, Ibu dan Bang Arif bangga. (***)
Next Post Previous Post
10 Comments
  • Mimi Siska
    Mimi Siska 1 Desember 2015 pukul 18.37

    Barakallah, Mbak Karunia
    Sukses selalu ya

    • Karunia Sylviany Sambas
      Karunia Sylviany Sambas 2 Desember 2015 pukul 23.20

      Aamiin yaa Robbal'alamiin. Doa yang sama buat Mbak Siska :)

  • Keluarga Semilir
    Keluarga Semilir 1 Desember 2015 pukul 23.28

    Selamat ya Kak, karyanya semakin di mana-mana.

    • Karunia Sylviany Sambas
      Karunia Sylviany Sambas 2 Desember 2015 pukul 23.21

      Terima kasih banyak, Dek Semilir. :) Adek juga makin keren ;)

  • Naurah kida
    Naurah kida 2 Desember 2015 pukul 07.45

    selamat kakak. :)

    • Karunia Sylviany Sambas
      Karunia Sylviany Sambas 2 Desember 2015 pukul 23.21

      Terima kasih banyak, Mbak :)

  • Wahyu Wibowo
    Wahyu Wibowo 2 Desember 2015 pukul 11.30

    Brilian....:D

    • Karunia Sylviany Sambas
      Karunia Sylviany Sambas 2 Desember 2015 pukul 23.22

      Terima kasih banyak, Mas.

  • Anggarani Ahliah Citra
    Anggarani Ahliah Citra 12 Desember 2015 pukul 16.15

    Selamaaat, Mba Nia semakin berprestasi

    • Karunia Sylviany Sambas
      Karunia Sylviany Sambas 22 Desember 2015 pukul 19.51

      Terima kasih banyak, Mbak :) Insya Allah.

Add Comment
comment url