Terimakasih Guru di Nusantara Bertutur
Cerpen Anak Terima Kasih, Bu Guru dimuat di Nusantara Bertutur Kompas Klasika edisi Minggu, 22 November 2015
Assalamu'alaikum, Sahabat Khansa
Alhamdulillah, tulisan saya kembali dipercaya untuk tayang di rubrik Nusantara Bertutur Kompas Klasika. Sstt, naskah ini berhasil menyabet juara pertama dari 30-an naskah bertema sama. Hari Guru Nasional. ;)
Bagi Sahabat Khansa yang ingin mengirim naskah ke rubrik ini, silakan klik Cara Kirim Naskah Cerpen Anak Kompas Klasika Nusantara Bertutur
Untuk tema terbaru belum di-publish. Insya Allah, setelah tim NuBi menge-post info tema terbaru di akun facebook maupun twitter, maka saya akan menampilkannya di sini :D #RajinMampirYa
Naskah ini saya kirimkan pada tanggal 24 Oktober 2015 dan dimuat pada tanggal 22 November 2015
Seperti biasa ;)
Naskah yang saya lampirkan adalah naskah versi asli.
Terima Kasih, Bu Guru
Penulis : Karunia Sylviany Sambas
Winda bersekolah di salah satu Sekolah Dasar Negeri di Asahan, Sumatera Utara. Hari ini kelas Winda kedatangan guru baru. Namanya Bu Liany. Beliau menggantikan Bu Citra yang sedang cuti.
“Assalamu’alaikum. Apa kabarnya hari ini?” tanya Bu Liany.
“Wa’alaikumussalam. Baik, Buuu ...” jawab murid-murid dengan penuh semangat.
Bu Liany tersenyum.
“Ayo, siapa yang sudah pintar membaca?” tanya Bu Liany kemudian.
“Ibu membawa buku Kumpulan Cerita Rakyat Nusantara.”
“Saya, Bu. Saya, Bu.” Suara mereka terdengar riuh.
“Alhamdulillah. Anak-anak Ibu pintar-pintar, ya. Nanti kalian akan Ibu minta bergantian membacakan ceritanya.”
Bu Liany mulai memanggil nama anak didiknya satu per satu.
Sekarang tiba giliran Winda. Ia menuju meja Bu Liany dengan ragu.
“A ... sal mu ... la ... Da ... nau ... To ... ba.” Winda membaca sambil terbata-bata.
“Winda belum lancar membaca, ya?” Bu Liany melirik tanda pengenal di baju Winda.
Winda menggigit ujung bibirnya. Ia tampak ketakutan. Tapi begitu melihat tatapan Bu Liany yang teduh ditambah dengan senyuman, ia jadi berani.
“Winda belum pandai membaca, Bu,” ucap Winda akhirnya.
Bu Liany mengangguk paham. Beliau meminta Winda untuk datang ke rumahnya sore nanti. Bu Liany berjanji akan mengajari Winda membaca. Wajah Winda terlihat sangat gembira. Ia mengangguk dengan cepat.
Bel tanda kelas berakhir berbunyi. Setelah memberi salam, murid-murid keluar kelas.
Sore ini Winda datang ke rumah Bu Liany. Di sana banyak anak seusianya yang sedang belajar membaca dan menulis. Mereka anak-anak tetangga Bu Liany. Beliau mengajar mereka dengan sukarela.
Setelah mengucap salam, Winda diajak Bu Liany masuk. Kemudian beliau memberikan sebuah buku kepadanya. Buku cerita dengan gambar-gambar menarik.
“Tapi, Bu ....” Winda memandang Bu Liany dengan ragu.
“Ayo, dicoba!” Bu Liany tersenyum.
Winda mulai membaca. Bu Liany membimbing dengan sabar. Sesekali beliau membantu bila Winda mengalami kesulitan. Walaupun agak terbata-bata, akhirnya ia berhasil menyelesaikan separuh cerita.
“Bu, ceritanya seru sekali. Winda ingin cepat pandai membaca.” Winda begitu bersemangat.
Bu Liany merasa senang melihat semangat belajar Winda.
Setiap sore Winda datang ke rumah Bu Liany. Bersama dengan teman-teman, ia belajar membaca dan menulis.
Kini, Winda sudah lancar membaca.
Hari ini sekolah Winda mengadakan acara peringatan hari guru nasional. Winda dan teman-temannya dengan semangat menyanyikan lagu himne guru dilanjutkan dengan menyematkan bunga di baju para guru. Sambil menyematkan bunga, Winda memeluk Bu Liany.
“Terima kasih, Bu Guru,” ucapnya. (***)
Hikmah Cerita
Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Dengan segenap perhatian dan kesabaran membimbing murid-muridnya agar berhasil mencapai cita-cita.
Wassalamu'alaikum,
Karunia Sylviany Sambas
Selamat Hari guru Nasional 2015
Kak nia kerreeen. Btw, Kak Nia kali nulis cernak 1 bulan berapa naskah yang dikirim ke media?
Terima kasih banyak, Kak Istii. Nggak tentu, Kak :) Masih banyak kurang produktifnya nih :(
kalo seminggu minim maksimal kak nia kirim brp? :D duuh isti pengeen karyanya banyak ky kak nia. hehe
Nggak menentu, Kak. Hehehe. Semoga bisa lebih baik kedepannya. Harapan yang sama buat Kak Istii :)
Cerpennya sarat makna.
Pas untuk anak-anak yah
Alhamdulillah, Mbak :)