Giveaway Cerita di Balik Blog, Rekam Jejak Sang Pemimpi
Giveaway Cerita di Balik Blog - Membayangkan judul giveaway ini saja sudah membuat saya terkikik geli. Bagaimana tidak, saya masih amatir sekali dalam dunia per-blog-an. Hihihi. Menuliskan cerita di balik blog sama saja membuka aib sendiri ke hadapan publik per-bloger-an. Tapi oh tapi, demi Mbak Uniek yang cantik, saya rela deh bagi-bagi.
Buat blog di September 2013. Label blog pertama kali The First dengan judul keren yang terlintas di waktu itu “Awal yang indah. In Shaa Allah berkah.”
Perhatikan judul di atas, Sahabat. Mosok judul diakhiri tanda titik, ya. Hihihi. Duh, ketauan, deh, EyD masih dul amburadul.
Isinya singkat aja, “Alhamdulillah. Semoga membawa keberkahan. Aamiin yaa Robbal'alamiin. Minggu, 15 September 2013”
Hingga penghujung tahun 2013, hanya satu blogpost itulah yang tercipta. Hahaha. Lalu, rumah maya itu pun sunyi, menjadi butiran debu yang tak terdeteksi Om Google. Apa, sih, yang mau dibaca dari sekelumit kalimat itu? Quote juga bukan, kan? Hanya ungkapan kebahagiaan si Pemilik yang entah di mana berada.
Aku terbuang! Mungkin itu suara hati si blog.
Lalu, di April 2014 tiba-tiba saja terbersit di hati untuk mengaktifkan blog kembali. Saat itu saya membaca sebuah post di Fp Annida Online tentang Persyaratan Pengiriman Fiksi dan Puisi Annida Online 2014. Saya berniat menyimpan info ini di tempat yang gampang dicari. Kalau disimpan di dalam dokumen ms. word saya takut hilang. Mengingat file dokumen saya yang bejibun
Blog ini kembali setelah diskusi tanpa sengaja dengan seorang teman kuliah. Dia bilang, dia menge-post makalah tugas di blog. Dia khawatir dengan virus USB yang kadang datang tanpa permisi. Emang virus pernah permisi, ya?
Dengan di-post di blog, dia merasa aman, nyaman dan tenteram. Si makalah bisa tetap sedia di sana. Asalkan jaringan oke, bisa dilihat kapan saja. Dia juga memperlihatkan tulisan-tulisannya di blog yang ramai dibaca orang.
“Setiap hari ada sekitar 100 pengunjung di blog ini,” katanya.
“Aku udah daftar ke google. Biar bisa dapat duit. Syaratnya gampang, post jangan hasil copy paste,” katanya lagi.
Saya hanya mengangguk-angguk mengikuti gaya burung perkutut. Sekadar menghargai pembicaraan ini. Aslinya, saya ora mudeng bin ora ngertos. Hiks.
Kembali ke cerita blog saya tadi. Baiklah. Karena terpengaruh oleh kata-kata persusi teman saya itu, saya pun tanya Om Google. Kalau tanya teman, kan, khawatir ketahuan leletnya. Kalau tanya Om Google, asal kuota mencukupi, buka banyak tab sih oke-oke saja.
Saya ingat judul paling atas di blog saya “Rekam Jejak Sang Pemimpi” maka saya ketiklah kalimat itu di kolom pencarian. Sip. Dapat. Lalu, ada kata masuk. Sip. Saya klik. Lho, kok mengarah ke alamat gmail? pikir saya.
Hm, syukurlah alamat gmail-nya tertulis otomatis. Terus, dia minta password. Apa, ya? Saya merenung kembali. Mencoba mengingat karakter yang biasa saya gunakan ketika membuat password. Alhamdulillah. Terbukalah si gmail yang polos :p Tema standar dengan pesan standar pula. Hihihi.
Mulailah saya meng-entri-kan post tentang Persyaratan Pengiriman Fiksi dan Puisi Annida Online 2014 itu. Alhamdulillah. Bisa! Senyum tak henti terkembang hari itu. Kalau kebayang sekarang, lebay banget, ya!
Okelah! Akhirnya, saya punya blog. Walaupun belum tahu mau dibawa ke mana blog ini ... jika kau terus-terusan lupa #MinjamLirikLagu, saya asyik-asyik saja. Ada 14 blogpost tercipta di tahun 2014. Mantul, lha itu. Mantap betul! Dibandingkan tahun 2013 yang hanya satu-satunya itu.
Ciptakan peluangmu. Ciptakan kesempatanmu. Sekarang!
Lewat blog saya berkenalan dengan banyak teman. Lewat blog pula saya banyak belajar. Selagi ada kesempatan, mengapa kita tak menciptakan peluang lebih besar?
Lewat blog saya berkenalan dengan banyak teman. Ini peluang! Saya telusuri blog mereka yang kece. Ada ini itu. Ramelah pokoknya. Karena terpesona, saya pun “mencuri” ilmu mereka. Diam-diam merayap. Hap! #BerguruSamaCicak
Saya tipe orang yang lebih suka mencari jawaban sendiri sebelum bertanya langsung. Saya lebih suka berbicara via tulisan daripada suara. Saya lebih suka sms-an daripada nelpon.
Link hidup? Banner? Dasbor? Template? HTML? Sidebar? Apaan itu? Hehehe. Sesuai tipe, saya lebih memilih bertanya pada Om Google daripada koar-koar pasang status di facebook. Rangkaian petunjuk saya ikuti. Kuota sampai limit (hanya) untuk mempercantik blog. Tak apa. Saya senang dan puas dengan hasilnya. Ini lebih penting.
Untuk mencipta gambar yang mendukung tulisan, saya juga belum bisa. Terus, ya, pinjam gambar dari Om Google.
Ke sini-ke sini, udah (agak) pandai pakai aplikasi foto. Crop sana crop sini di PhotoScape. Edit ini itu. Bisalah. Hehehe. Tapi, kok masih kurang keren, ya? pikir saya. Lanjut, pakai aplikasi Photoshine. Wuih! Mantul!
Yang rada susah itu kalau harus moto buku baru untuk laporan sama pengirim kalau buku sudah sampai dengan selamat. Kalau latarnya lantai keramik yang super putih bagaimanapun namanya tetap aja lantai, kan? Kesannya, menurut saya, kurang baik kalau dilihat si pengirim. Jadilah, saya foto buku itu di atas keramik juga tapi ... kasih alas kain cantik biar si Putih nggak nongol.
Kamera HP saya kurang oke. Jadi, cara mengatasinya dengan ambil foto saat siang hari plus di tempat terang. Mama saya kadang geleng-geleng kepala melihat saya yang jengkang-jengking demi mendapatkan foto terbaik. Padahal itu buat laporan, bukan buat kontes foto. Hihihi. Dalam beberapa hal saya rasa saya bisa berubah jadi Miss Perfect.
Ini peluang selanjutnya yang saya dapatkan melalui blog
Jreng ... jreng ...
Tahun 2015 ini aduhai sekali, ya. Sampai Oktober 2015 sudah ada 45 blogpost (ket: sebelum blogpost ini di-publish)
Isinya apa aja, ya?
Alhamdulillah. Ini hasil panen saya. Tanam-tanamnya udah dari tahun 2014. Mulailah bibit-bibit itu bertumbuh dan berbuah manis di tahun ini. Tulisan yang dimuat di media membuat saya tak henti bersyukur. Saya bisa merasakan apa yang teman-teman penulis rasakan ketika karyanya terbit perdana di media. Maniiisss sekaliii ....
Mulai dari sini, pikiran saya mulai terbuka. Lewat hastag #ShareForLearn ala seorang Karunia Sylviany Sambas, saya mulai tahu arah blog ini. Mau dibawa ke mana?
Salah satu cerpen anak yang dimuat di media |
Ini peluang saya! Ya, berbagi untuk belajar. Dan, belajar untuk berbagi.
Berbagi (Share) untuk (For) Belajar (Learn)
Bagaimana saya bisa berbagi? Pertanyaan inilah yang membuat saya semakin semangat untuk belajar. Saya harus lebih di atas rata-rata! Saya harus bisa membuat sesuatu yang istimewa! Ketika saya bisa, maka saya akan membagikannya kepada orang lain. Jadi, semangat berbagi itu membuat saya ingin selalu menjadi yang terbaik sehingga dapat memberikan yang terbaik pula. Klop, kan!
Saya menulis dan mengirim ke media. Setiap tulisan yang sukses ditayangkan, behind the story-nya akan saya post di blog. Insya Allah. Semoga bermanfaat bagi para Sahabat yang berkunjung ke rumah maya saya.
Saya menyadari bahwa kelak apa yang saya tuliskan dalam setiap blogpost akan menjadi sejarah. Rekam Jejak Sang Pemimpi. Semoga apa yang saya tuliskan membawa manfaat dan dapat menolong saya di alam perhitungan nanti. Bagaimanapun apa yang kita tuliskan tentu akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Bila seseorang melakukan kebaikan karena tulisan kita, bukankah itu berarti dakwah kita berhasil?
Tak ada yang bisa dibawa kelak selain tiga hal. Dua di antaranya adalah amal jariyah dan ilmu yang bermanfaat. Insya Allah.
Salah satu resensi buku yang dimuat di media |
Tentang Sahabat Khansa
Buat yang pertama kali mengunjungi Rekam Jejak Sang Pemimpi, mungkin rada bingung dengan kalimat sapaan saya. Sahabat Khansa. Apaan itu, ya?
Khansa itu berasal dari nama salah seorang wanita muslimah pada zaman Rasulullah yang merupakan ibunda para syuhada. Keempat putranya syahid di medan juang. Sungguh, ia adalah seorang ibu dengan kesabaran dan ketabahan yang luar biasa.
Dari sosok beliaulah saya terinspirasi menggunakan nama Khansa. Nama yang selalu membayangi saya.
Salah seorang teman saya mengira Khansa itu adalah nama pena saya. Khansa = Karunia Sambas. Kayaknya bisa juga, ya? ;)
Soal nama pena, sampai hari ini kadang terbersit keinginan ingin menggunakannya. Namun lagi-lagi, mengingat harapan dan doa yang tersemat dalam nama pemberian kedua orang tua, saya mengurungkan niat itu.
Ini cerita saya bersama Rekam Jejak Sang Pemimpi. Masih banyak jejak yang ingin saya rekam. Di sini. Di rumah maya saya. Rumah maya yang saya bangun dengan segenap cinta. #ShareForLearn. Insya Allah.
Asahan, 10/10/15
Giveaway Cerita di Balik Blog
Mantav bener ini, hihi
Terima kasih, Mbak Nuniek. Hihihi. Kebuka deh 'aib' saya >_< :D
Terima kasih sudah ikutan GAku ya mba... good luck :)
Sama-sama, Mbak Uniek ;) Suka banget ikut GA yang satu ini, Rasa nulisnya nano-nano. Ya lucu, ya sedih, ya gado-gado, deh. :D