Teror Hantu Ungu di detakpekanbaru.com

Resensi Novel Anak Teror Hantu Ungu dimuat di detakpekanbaru.com Kamis, 13 November 2014

Judul buku : Teror Hantu Ungu
Penulis : Nelfi Syafrina
Penerbit : DAR! Mizan
Cetakan : II, Juli 2013
Tebal : 120 halaman
Jenis : Cerita anak
ISBN : 978-602-242-182-5

Resensi Novel Anak Teror Hantu Ungu

Menguak Misteri Hantu Ungu
Oleh: Karunia Sylviany Sambas

Ditinggal umrah oleh ibu, ayah, nenek dan kakek membuat Owen dan Zeta, kedua adik beradik ini harus rela dijaga oleh Om Wahyu, adik ibu yang masih kuliah. Mereka berdua akan tinggal di rumah kakek.

Saat malam pertama di kediaman baru mereka, Om Wahyu bercerita tentang salah seorang temannya yang pernah disembunyikan orang bunian sewaktu mengikuti kegiatan MAPALA (Mahasiswa Pencinta Alam). Akibat cerita itu, Owen dan Zeta memaksa Om Wahyu tidur bersama mereka.

Esoknya, dalam perjalanan menuju sekolah, Owen dan Zeta dikejutkan dengan kehadiran seorang anak perempuan yang berdiri di pinggir jalan yang mereka lewati. Anak itu menatap seolah penuh kebencian (hal. 23).

Saat hujan badai, Owen dan Zeta melihat anak perempuan itu lagi! Rambut anak itu sebahu. Wajahnya pucat. Matanya memandang ke arah rumah mereka. Tapi, ketika Zeta melihat lagi ke jendela, anak itu sudah tidak terlihat di sana. (hal. 49). Zeta pun teringat kembali dengan orang bunian yang pernah diceritakan Om Wahyu.

Sejak saat itu, mereka berdua seakan diteror oleh anak perempuan berbaju ungu. Teror hantu ungu ini berkelanjutan hingga mereka berkenalan dan berteman dengan Helena. Rumah Helena terletak persis di depan rumah kakek. Kalau dilihat sepintas, ada kemiripan antara wajah Helena dengan hantu ungu itu.

Misi penyelidikan pun dimulai!

Dua bersaudara yang terkadang terlibat pertengkaran kecil itu kini terlihat begitu kompak menguak misteri ini. Siapakah sebenarnya sosok hantu ungu tersebut? Apakah benar, ia ada hubungannya dengan Helena, teman baru mereka? Lantas, mengapa sosok itu menatap seolah penuh kebencian pada Owen dan Zeta?

Cerita detektif yang terangkai dalam cerita anak ini begitu menegangkan. Tiap BAB-nya menyimpan rasa penasaran sehingga membuat pembaca merasa tertantang untuk mengetahui kelanjutan ceritanya. Para pembaca mesti bersiap-siap menikmati kejutan-kejutan di dalamnya.

Sang penulis begitu apik menyuguhkan pesan moral melalui cerita anak ini; salat berjamaah, kebiasaan berdoa sebelum dan sesudah makan dan cara mengatasi gangguan pikiran-pikiran negatif.

Cerita anak yang telah mengalami cetakan kedua hanya dalam rentang waktu empat bulan ini, sangat direkomendasikan buat pembaca cilik yang senang dengan cerita detektif. Memecahkan suatu kasus adalah salah satu cara melatih kepekaan terhadap sekitar. Sungguh seru dan mengasyikkan pastinya!***

Review buku ini terpilih untuk dimasukkan dalam kampanye "Blog Review Buku Terbaik," dari penerbit bahan ajar pendidikan Twinkl
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url